Tuesday, December 2, 2008

Tari Kecak

Weekend yang lalu sampe dua kali nonton tari Kecak. Yang pertama nonton di Uluwatu, trus dua hari berikutnya nonton di GWK (Garuda Wisnu Kencana) *in case ada yang blom tau kepanjangannya... :P*.

Tarian yang satu ini memang unik. Selain karena dibawakan secara kolosal, dimana banyak banget penari yang dilibatkan, cerita yang disajikan melalui tariannya juga menarik. Kalo aja kita ngerti bahasa Bali, pasti lebih seru lagi... Soalnya dalam pertunjukan itu ada semacam naratornya yang 'menyanyikan' jalan ceritanya. *Ayo... ayo... siapa yang bisa bahasa Bali...? ajarin Tanti dooonk... huehue...*

Dari dua pertunjukan tari Kecak yang aku tonton kemaren, ada beberapa perbedaan dari cara penyajiannya. Menurutku yang paling seru itu yang di Uluwatu, karena mereka gak menggunakan pengiring musik sama sekali. Jadi iringannya pure dari vokalnya para penarinya yang sahut-sahutan. Acapella gitu ceritanya... hehehe... Sedangkan yang di GWK, mereka sudah pake bantuan alat musik, seperti kentongan bambu, mini cymbals, gong, kendang, dll. Vokalnya cuman dikit doang...
Selain itu, yang di Uluwatu lebih ada interaksi dengan penontonnya. Aktornya sesekali masuk ke tempat duduk penonton, trus ngegodain penontonnya... Trus, yang paling favoritku, pemeran Hanoman-nya lebih atraktif. Gaya monyet yang tengilnya tuh dapet banget kalo yang di Uluwatu... Sedangkan yang di GWK lebih serius. Tapi kelebihannya, jalan ceritanya jadi lebih rapih n jelas aja sih... Jadinya orang yang rada lemot seperti diriku bisa lebih dapet jalan ceritanya... Tapi itu juga mungkin karena terpengaruh aku udah tau (baca) jalan ceritanya dari selebaran yang didapet di Uluwatu kemarennya sih... huehue...
Oh ya, selain itu yang di GWK pas bagian akhirnya ada pertunjukan semacam debus-nya gitu deh... jadi, beberapa penarinya ada yang beraksi nusuk-nusukin keris ke dada mereka gitu... trus, ada aksi injek2 api juga... (yang kalo di Uluwatu adegannya si Hanoman yang nendang lingkaran api)

Anywaayyy... buat kalian yang belum tau Tari Kecak itu sebenernya nyeritain tentang apa, aku berbaik hati nih, menyalinkan script yang dibagiin barengan tiket masuk pertunjukan Tari Kecak yang di Uluwatu... *dilengkapi dengan foto2 yang di GWK -karena pas di Uluwatu batere kamera abis, jadi gak kerekam lewat kamera... :P*
Kecak adalah jenis tarian Bali yang paling unik. Kecak tidak diiringi dengan alat musik / gamelan apapun, tetapi ia diiringi dengan paduan suara sekitar 70 orang pria, ia berasal dari jenis tari sakral "Sang Hyang". Pada tari Sang Hyang seseorang yang sedang kerasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita Epos Ramayana ke dalam tari tersebut. Secara singkat ceritanya adalah sebagai berikut:

Karena akal jahat Dewi Kekayi (Ibu Tiri) Sri Rama, Putra Mahkota yang syah dari Kerajaan Ayodya diasingkan dari istana ayahandanya Sang Prabu Dasarata. Dengan ditemani adik laki-lakinya serta istrinya yang setia Sri Rama pergi ke hutan Dandaka. Pada saat mereka berada di hutan, mereka diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) seorang raja yang lalim, dan Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita. Ia lalu membuat upaya untuk menculik Sita, dan ia dibantu oleh patihnya, Marica. Dengan kesaktiannya Raksasa Marica menjelma mencadi seekor kijang emas yang cantik dan lincah. Dengan demikian maka mereka pun berhasil memisahkan Sita dari Rama dan Laksamana. Rahwana lalu menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur ke Alengka Pura. Dengan mengadakan tipuan ini maka Rama dan Laksamana berusaha menlong Sita dari cengkeraman raja yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara kera dibawah perintah panglima Hanoman maka mereka berhasil mengalahkan bala raksasa Rahwana yang dipimpin oleh Meganada, putranya sendiri. Akhirnya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat.

Beberapa episode dari Epos itu diperagakan dengan:
Adegan I :






Rama, Sita dan Kijang Emas
Rama, Sita dan Laksamana memasuki arena, lalu muncul Kijang Emas, Sita meminta Rama untuk menangkapnya. Rama meninggalkan Sita yang dijaga oleh Laksamana. Tiba-tiba terdengar jeritan minta tolong. Menurut Sita, itu pasti suara Rama. Ia lalu menyuruh Laksamana untuk membantunya. Karena dituduh hendak mencari untung atas kematian Rama, Laksamana naik pitam dan pergi meninggalkan Sita seorang diri.

Adegan II :






Sita, Rahwana, Bhagawan dan Garuda
Rahwana muncul mau menculik Sita namun tak berhasil. Tetapi dengan akal jahatnya Rahwana berubah wujud menjadi Bhagawan (orang tua) yang sedang kehausan dan minta diambilkan air oleh Dewi Sita. Setelah dibawakan air, lalu Sita di bawa lari oleh Bhagawan tersebut yang sebenarnya adalah Rahwana. Sita lalu menjerit minta tolong dan jeritannya tersebut didengar oleh Burung Garuda yang sedang terbang di angkasa, lalu Garuda menolong Sita, namun pertolongannya tidak berhasil karena sayapnya putus ditebas oleh Rahwana. Sita pun dibawa kabur ke Alengka Pura oleh Rahwana.

Adegan III :
Twalen, Rama, Truna Laksamana dan Hanoman
Dengan ditemani abdinya, Rama dan Truna Laksamana yang sedang tersesat di hutan Ayodya Pura, ingat dengan istrinya yaitu Dewi Sita yang dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura. Dengan bantuan Hanoman (si Kera Putih), Rama menyuruh Hanoman membawa cincinnya ke Alengka Pura untuk diberikan ke Dewi Sita.

Adegan IV :




Sita, Trijata dan Hanoman
Dengan ditemani Trijata, keponakan Rahwana, Sita meratapi nasibnya di Taman Istana Alongka. Hanoman (si Kera Putih) muncul. Ia berkata bahwa ia adalah utusan Sang Rama dan ia pun memperlihatkan cincin Rama yang dibawanya. Sita lalu menyerahkan bunga untuk diserahkan kepada Rama dengan pesan bahwa agar Rama segera menyelamatkannya dan Hanoman pun langsung pergi menuju tetanaman Alengka Pura, lalu mengobrak-abriknya sampai tak berbentuk, sehingga abdi Alengka Pura terkejut melihat keadaan yang sudah parah dan langsung menyuruh para raksasa untuk mencari si pembuat onar tersebut, dan Hanoman pun tertangkap lalu diikat dan dibakar. Namun karena kesaktiannya, Hanoman (si Kera Putih) akhirnya lolos dari maut.

Begitu ceritanya... Semoga besok-besok kalo kalian ada kesempatan nonton Tari Kecak gak cuma nikmatin gerakan n irama dari penarinya aja, tapi juga bisa ngerti jalan ceritanya... *gak seperti aku waktu pertama kali nonton kemaren... :P*

Oh ya, sedikit bocoran buat kalian yang belom pernah nonton Tari Kecak tapi bingung dimana n kapan pertunjukannya diadakan n berapa biaya yang kudu dipersiapkan, ini nih beberapa tempat yang aku tau:
  • Uluwatu - tampaknya tiap hari ada. Tiket Pertunjukan: Lokal Rp 50.000, Bule: Rp 100.000 -klo ga salah.
  • Pantai Padang-Padang - adanya cuma hari Minggu doang. Tiket Pertunjukan: Lokal n Bule sama, Rp 20.000
  • GWK - sepertinya sih tiap hari ada, tapi buat amannya mendingan kesananya hari Minggu aja... hehehe... Nontonnya gratis, tapi tiket masuk ke GWK bayarnya Rp 15.000 per orang.
  • Bali Dance Festival (Jimbaran) - ada jadwalnya, tapi gak gitu ngerti hari apa aja... Cuma sering liat aja tulisannya tiap pulang kantor. Tiketnya blom tau berapaan, blom pernah kesana sih... :P
Oh ya, Tari Kecak ini biasa digelar pas sunset. Jadi kalo emang mo ngincer pertunjukannya, datengnya sebelum jam 6 WITA ya... sambil menikmati sunset kan enak tuh... huehue...

Sekian liputan tentang Tari Kecaknya. Selamat menikmati tari kecak... Jangan lupa ajak Tanti yah klo mo nonton... hihihih...

3 comments:

Anonymous said...

horee... Pertamax... pertamax...

Anonymous said...

Tan, tari kecak tuh emangnya berapa lama, ya?

Kayanya dulu pernah, lamaa ... jadi berasa bosen dong ... hmm ....

lilmarch said...

@Aa: Pertamax dah turun A :P

@vion: hmm... brapa lama yah... lumayan lama sih, mungkin sekitar 30 menit kali yah... gak bawa stop watch sih pas nontonnya... hihihih...