Tuesday, November 18, 2008

When we have to choose - extended ver :P

Dulu aku sempet posting ini disini karena baru dapet email dari temen kan... Eh... ternyata baru-baru ini ada yang posting cerita yang sama di milist-nya anak-anak XIlkom2004 yang aku ikutin...

Ceritanya emang gak baru lagi buat aku... tapi baca komentar temen-temenku, bikin aku jadi minder... Sampe-sampe mikir "mereka itu temen sebaya aku bukan sih..." hihihih... secara mereka tampak dewasa sekali gitu... *eh salah, mengingat umur... kayanya emang sudah seharusnya sih... gw aja yg geblek, ga dewasa-dewasa... hicks... T_T*

Nah... berikut ini adalah komentar-komentar dua mbak-mbak yang sangat maknyus menurut aku:
Yaya artikel yang bagus....dan sepertinya memang sangat dibutuhkan oleh orang-orang di jaman sekarang ini, yang merasa satu untuk selamanya tidaklah cukup (apapun alasannya).
Aku ikut nimbrung dikit ya...^_^
Manusia itu diciptakan unik, karena itu tidak ada seorangpun yang sama satu dengan yang lainnya, kalau ada yang mengatakan aku cocok dan punya minat sama dengan pasanganku, maka yang sebenarnya adalah saat itu dia masih memiliki hati yang mau mengerti dan memahami pasangannya, tetapi setelah cukup lama dan mungkin cinta yang menggebu mulai suam, maka kemampuan untuk mau menerima kekurangan pasangan itu adalah suatu hal yang sangat sulit, sehingga alasan yang keluar dari bibir adalah : "kami sudah tidak memiliki kecocokan, sehingga lebih baik kami berpisah".
Yang menyedihkan kadang ada yang merasa harus berpisah atau mencari 'emas' yang lain karena tidak adanya seorang anak dalam rumah tangga, sebenarnya ini konsep yang harus diluruskan, karena Berkat dan Anugerah Tuhan yang paling besar adalah ketika Saudara dipertemukan dengan pasangan hidup saudara. Sedangkan anak adalah berkat tambahan yang dipercayakan Tuhan dalam keluarga.
Ada dokter di rumah sakit aku yang bercanda bilang gini : "Eh, saya itu udah nikah 25 tahun, tapi kadang kalo udah jengkel sama istri rasanya pengen tak tukar tambah aja...", memang perlu hati sedalam samudra dan seluas lapangan bola untuk memahami pasangn kita, mencintai dengan setulus hati emang nggak mudah, kita mudah mencintai saat dia masih cantik atau tampan, tapi saat dia mulai keriput, saat dia sudah mulai pikun, terlebih saat dia sudah tidak bisa lagi berjalan tegak..., masihkah kita juga mampu mengasihi pasangan hidup yang sudah dianugerahkan Tuhan buat kita?

~~~~

Thanks mbak..

senang dibahas gini ... krn kita ada dalam lingkaran masalah ini (mau gk mau, sekalipun hehe..). Tinggal kita menata, memperbanyak ilmu tentang kita dan dia ajah kalee ya..biar sama2 bisa saling belajar mengerti dan menghargai satu sama lain.

Ada cerita kecil yang tiba2 teringat nih...krn kmrn habis baca helvi tiana rossa..
singkat cerita, seperti ibu2 lain yg sudah sekian tahun membina rumah tangga, beliau dihinggapi pertanyaan "sebenarnya suami gue mikir seperti apa sekarang tentang gw (dg fisik yg pasti khas ibu2 hehe)" jd nyari strategi gitu lah dia gmn caranya tau jawaban atas pertanyaan td.. hehe ..(bener2 niat dan penasaran kalee ya) Hingga kemudian percakapan itu terjadi:

"Menurut Ayah, ibu yang sekarang seperti apa bagi Ayah..."
(sori ya smua percakapan ini pake bahasa Yaya sendiri. agak lupa2 inget..)
dengan cuek si Ayah jawab:
"Bunda taukan bahwa adanya bidadari syurga?..."
"nah bagi Ayah cukup bunda aja.."

(duileeeeee gilee...rasa menerima, menghargai dan mencintai istrinya guede bgt..jd pengen ..hus..! yaya...! hehe tp bermimpi boleh siy..wk..wk. ..)

ya intinya mah dengan mengkomunikasikan, dengan saling menerima rasa akan slalu bisa ditambah, dipupuki..jangan malah nyari2 celah kesalahan, gk seru dunk..masak lupa pada komitmen bhw pernikahan itu sendiri..benar kata mbak datu bhw mendapatkan pasangan itu Anugerah terbesar...dan mendapatkan anak adalah anugerah tambahan..bener bgt...

So..kira2 kapan ya anugerah untuk yaya datang (halah...maunya) hehe tapi sabar n siap menunggu sembari berusaha kok (buka kartu :D)

^_^

ntar kita bagi2 ruang diskusi kerumahtanggaan lage ya..boleh nih kayaknya hehe...

Huiks... kalimat yang di-bold sampe berulang kali dibaca... Kalo direnung-renungkan... emang bener juga sih... tapi... terkadang emang susah kan mempertahankan perasaan yang sama untuk waktu yang lama... bukan tidak mungkin juga sih... tapi susah... huehue...

Anyway... kesempurnaan memang mustahil untuk kita raih... tapi kita tetap harus memimpikannya *apa sih... :P* maksudnya, cinta yang sempurna memang bakal susah (bahkan mustahil) untuk didapat... tapi setidaknya kita harus mensyukuri yang ada, dan bersama2 mengusahakan untuk mewujudkan impian kesempurnaan itu bersama...

Seperti yang Pak Presiden kita bilang *Pak SBY beneran lho ini yang dimaksud... bukan Mas Bin... huehue...*:
"Bersama kita bisa!"
Hihihihih.... penting gak penting sih pembahasannya... :P

Feel free to comment ;)

2 comments:

Stephanie said...

bingung mau comment apa ya? agak terharu baca yang post pertama soal keunikan manusia.. emang sih manusia itu unik2.. dan dari keunikan itu kita saling melengkapi.. dengan catatan kalo kita ketemu ma jodohnya kita hahaha pas awal2 pacaran ma pasangan itu tuh semuanya indah.. lagi hot2nya.. makanya kekurangan dia pun dikasi toleransi.. nanti kalo udah kelamaan deh baru komplain n ngeluh kenapa pasangan ngak sesuai sama yang kita harapkan.. itu dikarenakan banyak sih orang yang pura2 pas awal2 pacaran.. padahal sifat aslinya bertolak belakang banget.. lho kok jadi curhat?? hahahaha ;p

lilmarch said...

@fannie: wedew... bingungnya aja sepanjang ini, gimana ga bingung yah... hihihih...
deuh... yang curhat... emang sama bapak bolot begitu yah fan...? hihihih... *piss ah edo... :P*